Asyiknya Bersekolah
Saat aku berumur empat tahun, aku mulai bersekolah di taman kanak-kanak
R.A AL-Jihad dan mempunyai banyak teman antara lain ada yang bernama Krisdiana
Ismayati, Harjuna Arif P, Elsa Purnama Sari, Dimas Akbar, Savira Elvani dan
masih banyak lagi. Pada awal masuk sekolah aku diantar oleh orang tuaku bersama
adikku yang masih berumur dua tahun dan bernama Ibrahim Dwiantono biasa
dipanggil ibra. Dan saat memasuki kelas, kami diperkenankan untuk
memperkenalkan diri, setelah perkenalan selesai kami diberi pelajaran tentang
menyanyi menggunakan bahasa inggris, hari yang pertama ini rasanya seru sekali.
Hari-hari kulalui bersama teman-temanku bergembira bersama, dan bermain bersama
di tk tersebut banyak sekali kegiatannya mulai dari belajar menulis, membaca,
melatih kreatifitas, olahraga dan masih
banyak yang lainnya. Tetapi, kegiatan di taman kanak-kanak itu hanya
berlangsung dua tahun saja, pada akhir tahun di sekolah ku mengadakan rekreasi
yang diikuti oleh siswa-siswi dan orang tua untuk menjaga putra-putri tercintanya,
dengan menggunakan bus kami berangkat ke suatu tempat rekreasi yang bernama
Sengakling. Pada
saat di dalam bus, kami menyanyi bersama sambil diberi permen, senang sekali rasanya bisa berkumpul dengan teman-teman, sesampai di sana kami berenang. Selain senang bermain dengan teman, ternyata rasanya capek juga sesampai di rumah aku langsung tidur pulas karena terlalu capek.
saat di dalam bus, kami menyanyi bersama sambil diberi permen, senang sekali rasanya bisa berkumpul dengan teman-teman, sesampai di sana kami berenang. Selain senang bermain dengan teman, ternyata rasanya capek juga sesampai di rumah aku langsung tidur pulas karena terlalu capek.
Beberapa hari berlalu ternyata di sekolahku mengadakan suatu
acara lagi yaitu perpisahan untuk kita, teman-temanku juga termasuk aku
mempersembahkan suatu tarian yang sudah direncanakan sudah lama dan dibina oleh
guru, tarian ini dipersembahkan untuk orang tua yang telah datang ke acara
perpisahan. Tarian yang kita persembakan adalah tarian dari Nangro Aceh
Darussalam yaitu tari Saman, ternyata banyak sekali yang menyukai tarian ini.
Setelah menari kami satu persatu kelas
berfoto bersama untuk kenang-kenangan agar tidak melupakan masa lalu yang
menyenakngkan. Setelah kami berfoto, orang tua akan mendapatkan buah tangan
yang sangat indah dari guru-guru yang telah membina kami selama ini. Yaitu
sebuah tas untuk tempat makan, selain itu mendapatkan foto kenang-kenangan dan
mendapatkan STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) surat ini harus disimpan baik-baik
agar bisa di gunakan untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya yang lebih tinggi
dari sebelumnya. Yaitu sekolah dasar atau biasa disebut dengan SD, kalau
pilihanku, ingin ke sekolah favorit yang ada di sektar yaitu SDN BUNULREJO 2
selain itu sd favoritku, di sana banyak juga saudaraku yang bersekolah di
tempat yang sama.
Hari-hari berlalu aku mengikuti tes untuk masuk sekolah
favorit tersebut, tes itu berlangsung selama satu hari, ternyata aku diterima
oleh sekolah tersebut mendapatkan seragam yang berwarna putih dan merah, batik,
pramuka, dan baju olahraga. Hari pertama masuk aku masih diantar oleh orang tua
ku, sayangnya adikku tidak bisa ikut dan hanya di rumah bersama nenek dan
kakekku. Akirnya aku punya teman yang lebih banyak juga, aku juga sekelas
dengan teman ku yang dulu adalah teman tk antara lain ada Harjuna, Elsa, Dimas
dan yang lainnya. Dan aku dapat tambahan teman dari sekolah lain, yaitu ada
Agnes Paulina, Nabila Jasmine, Achmad Fajri Rahman, dan masih banyak lagi. Di
sekolah aku mempunyai sahabat yang beranggotakan tiga orang yaitu, aku, Agnes,
dan Elsa kita bermain bersama, mengerjakan tugas bersama, jika ada satu orang
yang bersedih diantara kita pasti di hibur. Bukan hanya diantara tiga orang
bahkan teman-temanku yang sedih juga pasti akan kami hibur sampai dia begembira
kembali, kita suka membantu teman yang membutuhkan.
Beberapa kita lalui bersama, dan pada suatu keluarga ku
terkena musibah yaitu adikku yang aku sayangi opname di R.S Saiful Anwar, awalnya
pada saat kenaikan kelas setelah orang tuaku mengambil rapor sekolahaku,
ternyata aku naik kelas dari kelas tiga kekelas empat. Aku bangga sekali telah
naik kelas dengan nilai yang memuaskan, sayangnya adikku tidak naik kelas dari
kelas satu kekelas dua, sedih rasanya melihat adikku yang tidak naik kelas.
Disaat orang tuaku telah sampai rumah bersama dengan aku, ternyata adikku
badannya panas dia terkena demam yang tinggi, sambil tidur dia bertanya kepada
mamaku,
“Ma, aku naik kelas atau tidak?” dan sepertinya adikku merasakan kalau dia
tidak naik kelas.
”Dek jangan sedih ya, kamu tidak naik kelas tapikan kamu bisa
mengulang kamu nanti juga bisa dapat rangking. Tidak apa-apa ya?” dengan wajah
yang sedikit sedih mamaku menjawab pertanyaan dari adikku dan menyemangatinya.
“Iya dek, santai aja nantikan kamu bisa mengalahkan yang
lainnya. Tapi, jangan lupa belajar yang giat pulang sekolah langsung belajar” Akupun
ikut untuk menyemangatinya.
“Iya kak, aku pasti belajar.” Adikku pun menjawab dengan
perassan sedih, dan mengeluarkan sedikit air matanya, tetapi dia tetap semangat
dan tidak akan berputus asa.
Dan saat malam tiba, adikku tiduran ditempat duduk yang
berada di ruang tamu ternyata adikku kejang, untung saja saat itu kakekku yang
mengetahuinya. Karena saat itu juga aku, nenek, dan mamaku sedang sholat dibelakang
tempat kami sholat, kakekku langsung bertriak karena beliau sedang terkena stroke
kami semua sanagat terkejut. Untung saja sholatnya sudah selesai dan tinggal
boerdoa, kami langsung lari ke ruang tamu aku lari memanggil tanteku yang
berprofsi menjadi perawat di R.S Saiful Anwar lalu, disarankan untuk dibawa ke
rumah sakit, dari pada kelamaan telepon ambulance akhirnya omku mengambil mobil
dan dibawa ke rumah sakit. Setiap hari aku ke rumah sakit bersama nenekku yang
sudah tua untuk menjenguk adikku, karena aku di rumah sendiri hanya dengan
kakek dan nenekku aku sangat merasa sendiri tidak ada yang menghiburku selama
adikku sakit dan tidak ada yang menjagaku seharian penuh, karena mamaku menjaga
adikku yang sedang sakit. Sendiri dan tidak ada teman, untungnya adik diopname
hanya satu minggu, senang sekali rasanya adikku sudah sembuh dan aku ada temannya
lagi dan tidak sendirian, ternyata dugaanku salah jelang satu minggu adikku
kembali diopname. Mamaku dibonceng oleh papaku mengantar adik ke rumah sakit
karena kesehatan adik yang sedang memburuk kejadian itu saat malam hari, dan
aku sedang tidur sebetulnya saat mau tidur aku berdoa kepada Allah swt. agar
dijaga kesehatan adikku, dan saat aku bangun dari tidurku aku bertanya kepada
papaku
“Pa, mama mana?” papaku menjawab dengan perasaan sedih,
“Adik diopname lagi”. Aku tidak berbicara lagi dengan papa
tetapi aku berteriak dalam hati,
“Ya Allah, mengapa kejadian ini terulang lagi aku tidak mau
kalau adikku kenapa-napa, sembuhkanlah adikku Ya Allah.” jika aku diberi
kesempatan untuk berteriak pada saat itu aku akan berteriak sekeras mungkin.
Seperti sebelumnya, aku dan nenekku setiap hari menjenguk
adikku serta membawakan makanan untuk mamaku, biasanya adikku juga ikut makan
soalnya adikku tidak suka makanan yang ada di rumah sakit, sampai dirayu oleh
dokter dan akhirnya dia mau memakannya. Opname yang kedua ini juga berlangsung
selama satu minggu, dan pulang kerumah tetapi adik masih kelihatan belum sehat
aku hanya pasrah melihat adik yang seperti itu karena tambah hari tambah parah
sakitnya, yang disetiap jam pasti dia kejang kasihan juga aku melihatnya. Dia
juga sering hilang ingatan, sama aku aja lupa ingetnya pada saat delapan jam
kemudian aku hanya pasrah, berdoa dan bertawakal selang dua hari adikku
diopname lagi dan itu berlangsung sangat lama sekitar satu bulan, aku dirumah
menyetrika baju sendiri, entah itu rapi atau tidak, karena aku masih dibawah
umur dua belas tahun dan kakekku sudah terkena stroke, nenekku sudah tua
kasihankan kalo aku suruh beliau setrika jadi aku saja yang menyetrika, papaku
kerja di luar kota Malang. Mamaku jaga adikku, masih umur dibawah dua belas
tahun kan sebetulnya masih masa bermain, untung saja ada tetanggaku yang mau
membantu untuk mencucikan dan menyetrika bajuku dan setiap minggu di beri upah
oleh mamaku jadi aku yang sekolah.
Didalam hatiku sebetulnya, stres memikirkan adikku yang tidak
berujung dengan kesembuhan tetapi ada teman-temanku yang di sekolah menghiburku
dengan cara bercanda dan bermain bersama, itulah asyiknya bersekolah selain
bisa menuntut ilmu, menambah teman, dan menambah pengalaman. Jika aku sedang
bersedih, teman-teman di sekitar menghiburku. Saat di sekolah beban ini terasa
hilang, dan saat pulang sekolah beban ini terasa muncul lagi, karena di rumah
tidak ada yang menghiburku paling-paling hanya televisi, mengerjakan pekerjaan
rumah dan yang lainnya. Yang bagiku itu sangatlah membosankan karena saat itu
adalah masa bermaiku dan harus dibebani oleh pekerjaan rumah, dan pada saat itu
juga aku sakit yang paling menyakitkan yaitu sakit gigi. Biasanya mamaku ada
disampingku untuk menemani aku, tetapi sekarang mama sedang di rumah sakit
untuk menjaga adikku, bagiku itu sangatlah menyiksa tetapi biarlah emang itu
adalah takdir dari Allah swt. Dan suatu hari aku mengikuti sebuah perlombaan
yaitu PBB (Pasukan Baris-Berbaris), pertama semua kelas lima diseleksi dan aku
diterima untuk masuk pbb itu senang sekali rasanya bisa masuk. Sayangnya
diantara persahabatan ini ada satu orang yang tidak dapat masuk dan mengikuti
pbb, dan ada juga beberapa anak yang iri dengan keberhasilanku dan
teman-temanku yang telah terpilih untuk mengikuti pbb, meraka mengolok-ngolok
kami dan merasa dia paling bagus diantara yang lainnya. Tetapi aku tidak peduli
dangan omongan meraka dan biarlah dia mau berbicara tentang apa yang penting
aku sudah berhasil dan lolos dari sleksi pbb itu, setiap hari kami latihan dan
diberi dispen untuk tidak mengikuti pelajaran kami sudah berusaha untuk yang
terbaik baik buat sekolah kami. Dan tahun ini sekolah kami akan menjadi tuan
rumah, yang nantinya akan didatangi oleh perwakilan dari sekolah dasar yang
lain. Hari yang ditunngu akhirnya datang juga senang sekali rasanya tetapi juga
sedih karena orang tua ku tidak bisa melihat aku mengikuti lomba ini, di
sekolah kami memiliki empat perwakilan barisan yang pertama grup satu, yaitu
anak laki-laki yang beranggotakan teman sekelasku semuanya ada Dearnawan, Arya,
Harjuna, dang yang lainya, grup kedua anak perempuan diantara grup itu, ada
sahabatku yang bernama Agnes aku ada pada grup empat masing-masing grup
beranggotakan sepuluh orang saat di perjalanan aku ingin sekali berbicara
sesuatu, dan aku akhirnya berbicara dalam hati
“Ya Allah mengapa
adikku tidak sembuh-sembuh, saya ingin sekali kedua orang tuaku dan adikku
melihatnya sekarang seandainya ada keajaiban datang, adikku sembuh dan langsung
melihatku dan menymangatiku aku pasti senag sekali,” aku berbicara dalam hati
dan ingin sekali meneteskan air mata.
Tepi kejadian itu aku buat santai meskipun sedang bersedih,
setelah sampai di sekolah kami semua diberi makanan berupa soto ayam yang telah
dimasak oleh guru-guru dan tukang masak yang ada di sekolahku lumayan enak sih,
karena banyak temannya. Tetapi masih enakan masakan mamaku, aku jadi kangen
sama masakan mamaku karena sudah lama banget mamaku tidak membuatkan aku sebuah
masakan yang aku sukai. Hari-hari yang membosankan dan juga menyenagkan
kulalui, hingga suatu sore aku berangkat mengaji bersama teman mengajiku
biasanya sama adik juga, yang bisa menghibur kita. Setelah mengaji kami
berencana untuk menjenguk adikku, saat mau berangkat mendapatkan telepon
ternayata dari mamaku,
“Jangan kesini dulu ya, adik Ibra masih di HRD (UGD khusus
untuk anak),” karena yang menerima telepon adalah temanku jadi hanya menjawab
“Oh, iya iya tante” temanku
menjawab dengan bingung karena tidak tahu maksud dari HRD tersebut.
Dalam hati aku berkata “Aduh, kenapa adik masuk HRD beratikan
gak bisa masuk… aduhhh?!” karena aku ingin sekali bertemu dengan mama dan
adikku, l.lu aku bilang “aduh… gapapa dah, langsung berangkat aja” karena
temanku enggak tau jadi aku buat kesempatan.
Akhirnya kita berangkat menggunakan mobil pribadi temanku.
Sesampai disana, aku langsung ke ruanagan adikku tetapi hanya boleh lihat
diluar saja karena anak yang dibawah tiga belas tahun dilarang masuk, dan tidak
boleh orang banyak yang masuk ruangan itu. Karena kami berumur sekitar sepuluh
tahun jadi kami hanya menunggu di luar, awalnya saat pagi hari mamaku tidak
mendapatkan teman untuk menjaga adikku karena tanteku yang bekerja di rumah
sakit itu bekerja di malam hari, papaku kerja dan pulang seminggu sekali.
Untung saja disaat siang harinya sepupuku yang telah bekerja menjenguk dan bisa
meringankan beban mamaku. Karena mamaku masih belum tega meskipun adik telah
ditunggu oleh sepupuku jadi mamaku hanya ngobrol lewat jendela, dan saat aku
melihat adikku lewat jendela keadaanya sangat memprihatinkan karena perutnya
bertambah besar dan aku bertanya kepada mama.
“Ma, kenapa
perutnya adik tambah membesar?”
“Katanya
dokter, livernya bengkak.” Menjawab dengan perasaan sedih, orang tua mana yang
tidak sedih saat mendengar anak kesayangannya sedang dalam keadaan sakit.
Aku
pulang,dan setelah sampai dirumah aku mengerjakan pekerjaan rumah ku yang telah
diberi oleh guru ku. Di dalam hati aku berkata “jangan sampe ade ku meninggal”
berkali-kali aku mengatakan itu dengan perasaan cemas. Dan beberapa saat
kemudian mama menelpon ku dan memberitahukan kepada nenek ku bahwa adik ku
sekarang sedang dalam keadaan kritis. Tetapi pada saat mamaku berbicara dengan
nenekku, kakekku bertanya.
“Ada apa??”
sambil kebingungan.
“Tidak ada
apa-apa kok… hanya besok Anik menginginkan sambal kecap” nenekku menjawab
sambil sedikit kebingungan mau menjawab apa, memangkakekku tidak diberi tahu,
karena beliau telah terkena sakit jantung jika kaget sedikit malah menjadi
berantakan.
Aku sedih sekali, aku dan nenekku
langsung pergi ke ibu angkat adikku, menelepon papaku, memberitahu
saudara-saudara terdekatku. Setelah aku menelpon papaku, aku langsung pulang
dan melihat televisi sambil keadaan cemas dan aku sedang menunggu papaku.
Rencananya sih, aku mau ikut papaku ke rumah sakit ternyata aku ketiduran dan
disuruh nenekku untuk tidur di kamar, karena sebelumnya aku tidur di ruang tamu, aku menunggu papa tidah
datang-datang akhirnya aku ketiduran hingga pulas, dan aku bermimpi adik
bersama seseorang yang memakai jubah putih.
“Dada kak…
aku mau pergi” dengan menggunakan baju berwarna biru dan digandeng oleh seorang
yang berjubah putih tersebut.
Melihat
kajadian itu, aku sperti tidak bisa bergerak dan berbicara jadi hanya bisa
melihat dan merasakan. Saat jarum jam menunjukkan pukul satu malam, dirumahku
banyak sekali orang dan rumahku ramai aku pun bangun, lalu kakekku
memberitahukan aku bahwa adikku sudah tiada canda, tawa, yang menghiburku di
rumah sudah tiada. Aku tidak masuk sekolah selama dua hari, tetapi saat hari
pertama adikku meninggal teman-temanku datang bersama guruku. Teman-teman
datang untuk menghiburku, senang sekali rasanya telah didatangi oleh
teman-teman sekelas ku. Itulah asyiknya bersekolah bisa menuntut ilmu, enambah
pengalaman, dan memperbanyak teman, dan bisa terhibur oleh teman-teman kita.
by: rery sitha
0 komentar:
Posting Komentar