Minggu, 28 Oktober 2012

karyaku

Diposting oleh Unknown di 06.47

Asyiknya Bersekolah

Saat aku berumur empat tahun, aku mulai bersekolah di taman kanak-kanak R.A AL-Jihad dan mempunyai banyak teman antara lain ada yang bernama Krisdiana Ismayati, Harjuna Arif P, Elsa Purnama Sari, Dimas Akbar, Savira Elvani dan masih banyak lagi. Pada awal masuk sekolah aku diantar oleh orang tuaku bersama adikku yang masih berumur dua tahun dan bernama Ibrahim Dwiantono biasa dipanggil ibra. Dan saat memasuki kelas, kami diperkenankan untuk memperkenalkan diri, setelah perkenalan selesai kami diberi pelajaran tentang menyanyi menggunakan bahasa inggris, hari yang pertama ini rasanya seru sekali. Hari-hari kulalui bersama teman-temanku bergembira bersama, dan bermain bersama di tk tersebut banyak sekali kegiatannya mulai dari belajar menulis, membaca, melatih kreatifitas,  olahraga dan masih banyak yang lainnya. Tetapi, kegiatan di taman kanak-kanak itu hanya berlangsung dua tahun saja, pada akhir tahun di sekolah ku mengadakan rekreasi yang diikuti oleh siswa-siswi dan orang tua untuk menjaga putra-putri tercintanya, dengan menggunakan bus kami berangkat ke suatu tempat rekreasi yang bernama Sengakling. Pada

saat di dalam bus, kami menyanyi bersama sambil diberi permen, senang sekali rasanya bisa berkumpul dengan teman-teman, sesampai di sana kami berenang. Selain senang bermain dengan teman, ternyata rasanya capek juga sesampai di rumah aku langsung tidur pulas karena terlalu capek.
Beberapa hari berlalu ternyata di sekolahku mengadakan suatu acara lagi yaitu perpisahan untuk kita, teman-temanku juga termasuk aku mempersembahkan suatu tarian yang sudah direncanakan sudah lama dan dibina oleh guru, tarian ini dipersembahkan untuk orang tua yang telah datang ke acara perpisahan. Tarian yang kita persembakan adalah tarian dari Nangro Aceh Darussalam yaitu tari Saman, ternyata banyak sekali yang menyukai tarian ini. Setelah  menari kami satu persatu kelas berfoto bersama untuk kenang-kenangan agar tidak melupakan masa lalu yang menyenakngkan. Setelah kami berfoto, orang tua akan mendapatkan buah tangan yang sangat indah dari guru-guru yang telah membina kami selama ini. Yaitu sebuah tas untuk tempat makan, selain itu mendapatkan foto kenang-kenangan dan mendapatkan STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) surat ini harus disimpan baik-baik agar bisa di gunakan untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya yang lebih tinggi dari sebelumnya. Yaitu sekolah dasar atau biasa disebut dengan SD, kalau pilihanku, ingin ke sekolah favorit yang ada di sektar yaitu SDN BUNULREJO 2 selain itu sd favoritku, di sana banyak juga saudaraku yang bersekolah di tempat yang sama.
Hari-hari berlalu aku mengikuti tes untuk masuk sekolah favorit tersebut, tes itu berlangsung selama satu hari, ternyata aku diterima oleh sekolah tersebut mendapatkan seragam yang berwarna putih dan merah, batik, pramuka, dan baju olahraga. Hari pertama masuk aku masih diantar oleh orang tua ku, sayangnya adikku tidak bisa ikut dan hanya di rumah bersama nenek dan kakekku. Akirnya aku punya teman yang lebih banyak juga, aku juga sekelas dengan teman ku yang dulu adalah teman tk antara lain ada Harjuna, Elsa, Dimas dan yang lainnya. Dan aku dapat tambahan teman dari sekolah lain, yaitu ada Agnes Paulina, Nabila Jasmine, Achmad Fajri Rahman, dan masih banyak lagi. Di sekolah aku mempunyai sahabat yang beranggotakan tiga orang yaitu, aku, Agnes, dan Elsa kita bermain bersama, mengerjakan tugas bersama, jika ada satu orang yang bersedih diantara kita pasti di hibur. Bukan hanya diantara tiga orang bahkan teman-temanku yang sedih juga pasti akan kami hibur sampai dia begembira kembali, kita suka membantu teman yang membutuhkan.
Beberapa kita lalui bersama, dan pada suatu keluarga ku terkena musibah yaitu adikku yang aku sayangi opname di R.S Saiful Anwar, awalnya pada saat kenaikan kelas setelah orang tuaku mengambil rapor sekolahaku, ternyata aku naik kelas dari kelas tiga kekelas empat. Aku bangga sekali telah naik kelas dengan nilai yang memuaskan, sayangnya adikku tidak naik kelas dari kelas satu kekelas dua, sedih rasanya melihat adikku yang tidak naik kelas. Disaat orang tuaku telah sampai rumah bersama dengan aku, ternyata adikku badannya panas dia terkena demam yang tinggi, sambil tidur dia bertanya kepada mamaku,
“Ma, aku naik kelas atau tidak?”  dan sepertinya adikku merasakan kalau dia tidak naik kelas.
”Dek jangan sedih ya, kamu tidak naik kelas tapikan kamu bisa mengulang kamu nanti juga bisa dapat rangking. Tidak apa-apa ya?” dengan wajah yang sedikit sedih mamaku menjawab pertanyaan dari adikku dan menyemangatinya.
“Iya dek, santai aja nantikan kamu bisa mengalahkan yang lainnya. Tapi, jangan lupa belajar yang giat pulang sekolah langsung belajar” Akupun ikut untuk menyemangatinya.
“Iya kak, aku pasti belajar.” Adikku pun menjawab dengan perassan sedih, dan mengeluarkan sedikit air matanya, tetapi dia tetap semangat dan tidak akan berputus asa.
Dan saat malam tiba, adikku tiduran ditempat duduk yang berada di ruang tamu ternyata adikku kejang, untung saja saat itu kakekku yang mengetahuinya. Karena saat itu juga aku, nenek, dan mamaku sedang sholat dibelakang tempat kami sholat, kakekku langsung bertriak karena beliau sedang terkena stroke kami semua sanagat terkejut. Untung saja sholatnya sudah selesai dan tinggal boerdoa, kami langsung lari ke ruang tamu aku lari memanggil tanteku yang berprofsi menjadi perawat di R.S Saiful Anwar lalu, disarankan untuk dibawa ke rumah sakit, dari pada kelamaan telepon ambulance akhirnya omku mengambil mobil dan dibawa ke rumah sakit. Setiap hari aku ke rumah sakit bersama nenekku yang sudah tua untuk menjenguk adikku, karena aku di rumah sendiri hanya dengan kakek dan nenekku aku sangat merasa sendiri tidak ada yang menghiburku selama adikku sakit dan tidak ada yang menjagaku seharian penuh, karena mamaku menjaga adikku yang sedang sakit. Sendiri dan tidak ada teman, untungnya adik diopname hanya satu minggu, senang sekali rasanya adikku sudah sembuh dan aku ada temannya lagi dan tidak sendirian, ternyata dugaanku salah jelang satu minggu adikku kembali diopname. Mamaku dibonceng oleh papaku mengantar adik ke rumah sakit karena kesehatan adik yang sedang memburuk kejadian itu saat malam hari, dan aku sedang tidur sebetulnya saat mau tidur aku berdoa kepada Allah swt. agar dijaga kesehatan adikku, dan saat aku bangun dari tidurku aku bertanya kepada papaku
“Pa, mama mana?” papaku menjawab dengan perasaan sedih,
“Adik diopname lagi”. Aku tidak berbicara lagi dengan papa tetapi aku berteriak dalam hati,
“Ya Allah, mengapa kejadian ini terulang lagi aku tidak mau kalau adikku kenapa-napa, sembuhkanlah adikku Ya Allah.” jika aku diberi kesempatan untuk berteriak pada saat itu aku akan berteriak sekeras mungkin.
Seperti sebelumnya, aku dan nenekku setiap hari menjenguk adikku serta membawakan makanan untuk mamaku, biasanya adikku juga ikut makan soalnya adikku tidak suka makanan yang ada di rumah sakit, sampai dirayu oleh dokter dan akhirnya dia mau memakannya. Opname yang kedua ini juga berlangsung selama satu minggu, dan pulang kerumah tetapi adik masih kelihatan belum sehat aku hanya pasrah melihat adik yang seperti itu karena tambah hari tambah parah sakitnya, yang disetiap jam pasti dia kejang kasihan juga aku melihatnya. Dia juga sering hilang ingatan, sama aku aja lupa ingetnya pada saat delapan jam kemudian aku hanya pasrah, berdoa dan bertawakal selang dua hari adikku diopname lagi dan itu berlangsung sangat lama sekitar satu bulan, aku dirumah menyetrika baju sendiri, entah itu rapi atau tidak, karena aku masih dibawah umur dua belas tahun dan kakekku sudah terkena stroke, nenekku sudah tua kasihankan kalo aku suruh beliau setrika jadi aku saja yang menyetrika, papaku kerja di luar kota Malang. Mamaku jaga adikku, masih umur dibawah dua belas tahun kan sebetulnya masih masa bermain, untung saja ada tetanggaku yang mau membantu untuk mencucikan dan menyetrika bajuku dan setiap minggu di beri upah oleh mamaku jadi aku yang sekolah.
Didalam hatiku sebetulnya, stres memikirkan adikku yang tidak berujung dengan kesembuhan tetapi ada teman-temanku yang di sekolah menghiburku dengan cara bercanda dan bermain bersama, itulah asyiknya bersekolah selain bisa menuntut ilmu, menambah teman, dan menambah pengalaman. Jika aku sedang bersedih, teman-teman di sekitar menghiburku. Saat di sekolah beban ini terasa hilang, dan saat pulang sekolah beban ini terasa muncul lagi, karena di rumah tidak ada yang menghiburku paling-paling hanya televisi, mengerjakan pekerjaan rumah dan yang lainnya. Yang bagiku itu sangatlah membosankan karena saat itu adalah masa bermaiku dan harus dibebani oleh pekerjaan rumah, dan pada saat itu juga aku sakit yang paling menyakitkan yaitu sakit gigi. Biasanya mamaku ada disampingku untuk menemani aku, tetapi sekarang mama sedang di rumah sakit untuk menjaga adikku, bagiku itu sangatlah menyiksa tetapi biarlah emang itu adalah takdir dari Allah swt. Dan suatu hari aku mengikuti sebuah perlombaan yaitu PBB (Pasukan Baris-Berbaris), pertama semua kelas lima diseleksi dan aku diterima untuk masuk pbb itu senang sekali rasanya bisa masuk. Sayangnya diantara persahabatan ini ada satu orang yang tidak dapat masuk dan mengikuti pbb, dan ada juga beberapa anak yang iri dengan keberhasilanku dan teman-temanku yang telah terpilih untuk mengikuti pbb, meraka mengolok-ngolok kami dan merasa dia paling bagus diantara yang lainnya. Tetapi aku tidak peduli dangan omongan meraka dan biarlah dia mau berbicara tentang apa yang penting aku sudah berhasil dan lolos dari sleksi pbb itu, setiap hari kami latihan dan diberi dispen untuk tidak mengikuti pelajaran kami sudah berusaha untuk yang terbaik baik buat sekolah kami. Dan tahun ini sekolah kami akan menjadi tuan rumah, yang nantinya akan didatangi oleh perwakilan dari sekolah dasar yang lain. Hari yang ditunngu akhirnya datang juga senang sekali rasanya tetapi juga sedih karena orang tua ku tidak bisa melihat aku mengikuti lomba ini, di sekolah kami memiliki empat perwakilan barisan yang pertama grup satu, yaitu anak laki-laki yang beranggotakan teman sekelasku semuanya ada Dearnawan, Arya, Harjuna, dang yang lainya, grup kedua anak perempuan diantara grup itu, ada sahabatku yang bernama Agnes aku ada pada grup empat masing-masing grup beranggotakan sepuluh orang saat di perjalanan aku ingin sekali berbicara sesuatu, dan aku akhirnya berbicara dalam hati
 “Ya Allah mengapa adikku tidak sembuh-sembuh, saya ingin sekali kedua orang tuaku dan adikku melihatnya sekarang seandainya ada keajaiban datang, adikku sembuh dan langsung melihatku dan menymangatiku aku pasti senag sekali,” aku berbicara dalam hati dan ingin sekali meneteskan air mata.
Tepi kejadian itu aku buat santai meskipun sedang bersedih, setelah sampai di sekolah kami semua diberi makanan berupa soto ayam yang telah dimasak oleh guru-guru dan tukang masak yang ada di sekolahku lumayan enak sih, karena banyak temannya. Tetapi masih enakan masakan mamaku, aku jadi kangen sama masakan mamaku karena sudah lama banget mamaku tidak membuatkan aku sebuah masakan yang aku sukai. Hari-hari yang membosankan dan juga menyenagkan kulalui, hingga suatu sore aku berangkat mengaji bersama teman mengajiku biasanya sama adik juga, yang bisa menghibur kita. Setelah mengaji kami berencana untuk menjenguk adikku, saat mau berangkat mendapatkan telepon ternayata dari mamaku,
“Jangan kesini dulu ya, adik Ibra masih di HRD (UGD khusus untuk anak),” karena yang menerima telepon adalah temanku jadi hanya menjawab
 “Oh, iya iya tante” temanku menjawab dengan bingung karena tidak tahu maksud dari HRD tersebut.
Dalam hati aku berkata “Aduh, kenapa adik masuk HRD beratikan gak bisa masuk… aduhhh?!” karena aku ingin sekali bertemu dengan mama dan adikku, l.lu aku bilang “aduh… gapapa dah, langsung berangkat aja” karena temanku enggak tau jadi aku buat kesempatan.
Akhirnya kita berangkat menggunakan mobil pribadi temanku. Sesampai disana, aku langsung ke ruanagan adikku tetapi hanya boleh lihat diluar saja karena anak yang dibawah tiga belas tahun dilarang masuk, dan tidak boleh orang banyak yang masuk ruangan itu. Karena kami berumur sekitar sepuluh tahun jadi kami hanya menunggu di luar, awalnya saat pagi hari mamaku tidak mendapatkan teman untuk menjaga adikku karena tanteku yang bekerja di rumah sakit itu bekerja di malam hari, papaku kerja dan pulang seminggu sekali. Untung saja disaat siang harinya sepupuku yang telah bekerja menjenguk dan bisa meringankan beban mamaku. Karena mamaku masih belum tega meskipun adik telah ditunggu oleh sepupuku jadi mamaku hanya ngobrol lewat jendela, dan saat aku melihat adikku lewat jendela keadaanya sangat memprihatinkan karena perutnya bertambah besar dan aku bertanya kepada mama.
            “Ma, kenapa perutnya adik tambah membesar?”
            “Katanya dokter, livernya bengkak.” Menjawab dengan perasaan sedih, orang tua mana yang tidak sedih saat mendengar anak kesayangannya sedang dalam keadaan sakit.
            Aku pulang,dan setelah sampai dirumah aku mengerjakan pekerjaan rumah ku yang telah diberi oleh guru ku. Di dalam hati aku berkata “jangan sampe ade ku meninggal” berkali-kali aku mengatakan itu dengan perasaan cemas. Dan beberapa saat kemudian mama menelpon ku dan memberitahukan kepada nenek ku bahwa adik ku sekarang sedang dalam keadaan kritis. Tetapi pada saat mamaku berbicara dengan nenekku, kakekku bertanya.
            “Ada apa??” sambil kebingungan.
            “Tidak ada apa-apa kok… hanya besok Anik menginginkan sambal kecap” nenekku menjawab sambil sedikit kebingungan mau menjawab apa, memangkakekku tidak diberi tahu, karena beliau telah terkena sakit jantung jika kaget sedikit malah menjadi berantakan.
            Aku sedih sekali, aku dan nenekku langsung pergi ke ibu angkat adikku, menelepon papaku, memberitahu saudara-saudara terdekatku. Setelah aku menelpon papaku, aku langsung pulang dan melihat televisi sambil keadaan cemas dan aku sedang menunggu papaku. Rencananya sih, aku mau ikut papaku ke rumah sakit ternyata aku ketiduran dan disuruh nenekku untuk tidur di kamar, karena sebelumnya aku tidur  di ruang tamu, aku menunggu papa tidah datang-datang akhirnya aku ketiduran hingga pulas, dan aku bermimpi adik bersama seseorang yang memakai jubah putih.
            “Dada kak… aku mau pergi” dengan menggunakan baju berwarna biru dan digandeng oleh seorang yang berjubah putih tersebut.
            Melihat kajadian itu, aku sperti tidak bisa bergerak dan berbicara jadi hanya bisa melihat dan merasakan. Saat jarum jam menunjukkan pukul satu malam, dirumahku banyak sekali orang dan rumahku ramai aku pun bangun, lalu kakekku memberitahukan aku bahwa adikku sudah tiada canda, tawa, yang menghiburku di rumah sudah tiada. Aku tidak masuk sekolah selama dua hari, tetapi saat hari pertama adikku meninggal teman-temanku datang bersama guruku. Teman-teman datang untuk menghiburku, senang sekali rasanya telah didatangi oleh teman-teman sekelas ku. Itulah asyiknya bersekolah bisa menuntut ilmu, enambah pengalaman, dan memperbanyak teman, dan bisa terhibur oleh teman-teman kita.
by: rery sitha






0 komentar:

Posting Komentar

 

Apa Aja yang Penting Happy☺☺ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea